Total Tayangan Halaman

5,619

Jumat, 28 Maret 2014

EKOLOGI HEWAN



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1                         Latar Belakang
            Populasi  adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi. Dalam situasi tertentu sekelompok individu ada kemungkinan secara genetika terisolasi, persilangan hanya memungkinkan terjadi diantara anggota kelompok itu sendiri. Kelompok organisma-organisma yang terisolasi tersebut biasanya disebut ”populasi lokal”.
            Salah satu jalan suatu populasi lokal dapat teradaptasi terhadap suatu lingkungan adalah dengan pengembangan dan pengelolaan diversitas genetikanya melalui reproduksi seksual dalam populasi. Hasilnya adalah sekelompok atau susunan individu-individu yang masing-masing berbeda dalam toleransinya terhadap lingkungan, salah satunya ada kemungkinan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam toleransinya terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim daripada rata-rata anggota populasi lainnya.Dengan demikian kehetrogenan struktur gena dari anggota populasi mempersiapkan populasi terhadap kehancurnnya akibat lingkungan, misal terhadap kemarau yang panjang.
            Hal yang sejalan terjadi pula dalam kurun waktu yang relatif lama dan lamban sebagai reaksi terhadap perubahan iklim, dalam hal ini bisa ratusan bahkan ribuan tahun. Dengan demikian keheterogenan struktur gena merupakan cara dalam mempertahankan hidup atau kelulusan hidup, dan ini sebagai mekanisma teradaptasinya suatu populasi akibat seleksi alami.
            Dalam suatu kawasan yang secara umum mempunyai kondisi yang relative sama, populasi lokal dari species yang ada berkecenderungan untuk memperlihatkan toleransi terhadap lingkungan yang relatif sama pula, tetapi akan berbeda toleransinya dengan species lokal lainnya (dari species yang sama) yang berada pada kondisi iklim yang berbeda. Jadi suatu ras ekologi adalah juga populasi lokal yang terbentuk oleh karakteritika individu-individunya.
            Dua pendekatan dalam kajian populasi ini, yaitu melalui ekologi populasi yang mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol.Pendekatan lainnya yaitu mempelajari satu atau lebih populasi lokal dari suatu species dalam usaha untuk mempelajari genetika species sebagai penentu toleransinya terhadap kondisi lingkungannya, kajian ini disebut ekologi gena atau ekologi fisiologi perbandingan.
            Dengan penjabaran diatas maka dapat diambil suatu masalah yang akan dijabarkan pada rumusan masalah.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai    berikut :
a.       Bagaimana bunyi dari hukum Liebing- Shelford?
b.      Apa yang dimadsud distribusi dan dispersal?
c.       Apa saja persebaran temporal 7 spasial kelangkaan?



1.3 Tujuan
           Dari rumusan masalah diatas dapat diambil 3 tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Dapat menguraikan bunyi hukum Liebig- Shelford.
b.      Dapat menguraikan distribusi dan dispersal.
c.       Dapat menguraikan persebaran temporal 7 spasial kelangkaan.

1.4 Manfaat
              Adapun maanfaat yang dapat di petik dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui bunyi dari hokum Liebig-Shelford.
b.      Untuk mengetahui distribusi dan dispersal.
c.       Untuk mengetahui persebaran 7 spasial kelangkaan.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         Faktor Pembatas
Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai dimensi ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak mungkin seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan perubahan ruang, dan akan berubah pula sejalan dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan ini ,sehingga hubungan nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu, baik berdasarkan ruang maupun waktu.Ada dua hukum yang berkenaan dengan faktor lingkungan sebagai faktor pembatas bagi organisme , yaitu Hukum Minimum Liebig dan Hukum Toleransi Shelford.
1.      Hukum Minimum Liebig
Hasil panen dibatasi oleh nutrisi yang diperlukan dalam jumlah kecil dan bukan ditentukan oleh nutrisi yang diperlukan dalam jumlah besar, hal ini dikemukakan oleh Justus von Liebing (1940) . Jadi ada faktor penentu yang membatasi produktifitas. Hukum minimum Liebig menyatakan bahwa “ Pertumbuhan tergantung kepada sejumlah bahan nutrisi yang berada dalam jumlah sedikit sekali”
            Terdapat 2 (dua) ketentuan yang berhubungan dengan hokum minimum Liebig adalah sebagai berikut :
a.       Hukum minimum berlaku hanya dalam kondisi steady state (seimbang).
b.      Hukum minimum harus mempertimbangkan adanya interaksi antar faktor lingkungan.

2.      Hukum Toleransi Shelford
“Suatu faktor atau beberapa faktor dikatakan penting apabila pada waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu sangat mempengaruhi hidup dan perkembangan organisme, karena terdapat dalam batas minimum, maksimum dan optimum menurut batas-batas toleransi dari organisme tersebut”. Konsep ini dikemukakan oleh Shelford (1913). Jadi tidak hanya terlalu sedikit saja sesuatu itu merupakan faktor pembatas, akan tetapi juga dalam keadaan terlalu banyak  faktor juga merupakan pembatasan misalnya faktor-faktor panas, sinar, dan air. jadi organisme memiliki maksimum dan minimum ekologi, dengan kisaran di antaranya merupakan batas-batas toleransi.
Dengan kata lain, besar populasi dan penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka makhluk hidup atau populasi itu akan berada dalam keadaan tertekan /stres sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas tolerensi maksimum maka makhluk itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut.
Telah kita ketahi bahwa bila suatu faktor pembatas dapat diatasi maka akan timbul faktor pembatas lain. Bila salah satu dari faktor lingkungan kita berubah, perubahan ini akan memperngaruhi atau mengubah komponen-komponen lain. Contohnya, bila suhu udara dalam rumah kaca dinaikkan 10˚C maka udara di dalam rumah kaca mengandung lebih banyak uap air. tekanan uap air dari permukaan cairan dalam ruangan akan bertambah, akibatnya laju transpirasi penguapan akan meningkat. Hal ini juga akan meningkakan laju transpirasi sehingga absorpsi air akan niak pula. Kadar air tanah menjadi berkurang, lebih banyak udara masuk ke dalam tanah dan menyebabkan tanah menjadi semakin kering. Reaksi berantai  ini dapat berulang-ulang.
Walaupun pertumbuhan suatu individu atau sekelompok organisme dipengaruhi oleh faktor pembatas, namun tidak dapat disangkal bahwa lingkungan benar-benar merupakan suatu kumpulan dari macam-macam faktor yang saling berinteraksi. Yakni jika satu faktor berubah maka hampir semua faktor lainnya ikut berubah.
Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut. Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan tetapi juga merupakan faktor pengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga komunitas selalu dalam keadaan keseimbangan atau homeostatis.
Beberapa prinsip hokum toleransi dapar dinyatakan sebagai berikut:
a.       Suatu organism dapat tolerant terhadap  suatu factor lingkungan tapi tidak toleran terhadap factor lingkungan lainnya.
b.      Jenis organism yang mempunyai kirasan toleransi yang luas untuk berbagai factor akan menyebar secara luas.
c.       Fase reproduksi ( telur, embrio) mempunyai kisaran yang sempit jika dibandingkan fase dewasanya.
d.      Reaksi organism terhadap factor lingkungan tetap mempunyai hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan lainnya.
e.       Akibat kompetisi ataupun tak tolerant terhadap suatu factor lingkungan, maka organisme hidup pada kondisi yang tak optimum.
Derajat toleransi dalam ekologi memakai awalan steno yang berarti sempit dan eury yang berarti luas , misalnya :
a.       Stenotermal – eurytermal berhubungan dengan tempratur.
b.      Stenohydric – euryhydric berhubungan dengan air.
c.       Stenohaline – euryhaline berhubungan dengan garam.
d.      Stenophagic – euryphagic berhubungan dengan makanan.
e.       Stenoecious – euryecious berhubungan dengan seleksi habitat.

3.      Faktor Fisik sebagai Faktor Pembatas
Lingkungan mikro merupakan suatu habitat organisme yang mempunyai hubungan faktor-faktor fisiknya dengan lingkungan sekitar yang banyak dipengaruhi oleh iklim mikro dan perbedaan topografi. Perbedaan iklim mikro ini dapat menghasilkan komunitas yang berbeda. Suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah. Karena suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah, maka sebaliknya dapat ditentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Organisme inilah yang disebut indikator ekologi (indikator biologi). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan indikator biologi adalah:
a.       Umumnya organisme steno, yang merupakan indikator yang lebih baik dari pada organisme euri. Jenis tanaman indikator ini sering bukan merupakan organisme yang terbanyak dalam suatu komunitas.
b.      Spesies atau jenis yang besar umumnya merupakan indikator yang lebih baik dari pada spesies yang kecil, karena spesies dengan anggota organisme yang besar mempunyai biomassa yang besar pada umumnya lebih stabil. Juga karena turnover rate organisme kecil sekarang yang ada/hidup mungkin besok sudah tidak ada/mati. Oleh karena itu, tidak ada spesies algae yang dipakai sebagai indikator ekologi.
c.       Sebelum yakin terhadap satu spesies atau kelompok spesies yang akan digunakan sebagai indikator, seharusnya kelimpahannya di alam telah diketahui terlebih dahulu.
d.      Semakin banyak hubungan antar spesies, populasi atau komunitas seringkali menjadi faktor yang semakin baik apabila dibandingkan dengan menggunakan satu spesies.
Semua factor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut :
a.      Cahaya Matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. Protoplasma yang terbuka langsung kena cahaya menyebabkan kematian cahaya adalah sumber energi, cahaya bukan hanya faktor yang vital, tetapi juga suatu pembatas pada kedua tingkat maksimum dan minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas dan pengontrol. Radiasi terdiri atas gelombang-gelombang elektromagnetik.
b.      Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Beberapa organisme dapat hidup pada temperatur yang rendah sekali. Sedangkan beberapa microorganisme, terutama bakteri dan algae dapat hidup dan berkembang pada musim-musim semi yang panas kira-kira 880C dan untuk ganggang lainnya 800C. Dibandingkan untuk toleransi ikan dan serangga 500C. Organisme yang hidup di air pada umumnya mempunyai batas toleransi yang lebih sempit terhadap temperatur dari pada binatang yang hidup di darat, sehingga temperatur penting dan sering kali merupakan faktor pembatas. Temperatur, cahaya, kelembaban, air, pasang surut umumnya mengontrol kegiatan-kegiatan harian tumbuhan dan binatang. Temperatur berperanan dalam pengwilayahan dan sertifikasi di lingkungan perairan dan daratan. Organisme dipengaruhi oleh temperatur yang bervariasi yang cendrung tertekan, terhalang atau terhambat oleh temperatur yang tetap. Shelford (1929) menemui bahwa telur, larva atau pupa kupu-kupu berkembang 7 sampai 8 persen lebih cepat di bawah temperatur yang tetap. Organisme peka terhadap perubahan-perubahan temperatur, sehingga bersifat sebagai faktor pembatas.
Tumbuhan dan binatang terutama komunitas sanggup mengkompensasi atau menyesuaikan terhadap temperatur.
Semua proses-proses kimia dalam metabolisme termasuk proses-proses fisis seperti difusi, pengendapan pada pembentukan dinding sel tergantung pada temperatur serta dipercepat dengan kenaikan temperatur sampai optimum. Kalau temperatur melampaui minimum, pernafasan dapat berhenti dan menyebabkan kematian. Pengaruh temperatur di dalam metabolisme, tidak hanya tentang lajunya tetapi juga mengenai produk yang dihasilkannya. Pengaruh temperatur tampak juga pada perkecambahan dan susunan jenis vegetasi. Perbedaan dalam penyesuaian temperatur mengakibatkan adanya zonasi yang horizontal dan vertikal.
c.       Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
Air untuk fungsi fisiologis perlu bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Angin mengandung kelembaban bertiup dari laut menjatuhkan kelembabannya pada lereng-lereng yang menghadap ke laut. Penyebaran curah hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme.
d.      Ketinggian Tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu suhu udara semakin rendah.
e.       Kuat Arus
Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.

2.2 Distribusi dan Dispersal
Tidak ada spesies hewan yang terdapat secara beragam di seluruh penjuru dunia, tetapi masing – masing di batasi dengan kisaran tertentu, atau area distribusi.ilmu yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyakngiut hubungan sepasial, penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebulumnya. Semua hewan yang hhidup di area tertentu, besar atau kecil, secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan atau perairan maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya.
a.     Faktor yang mengatur distribusi
Faktor lain seperti kommpetisi, musuh, penyakit , kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat berlindung yang tersedia menyebabkan pengurangan populasi. distribusi semua hewan, dari protozoa sampai manusia akibatnya lebih bersifat dinamais. Dari pada statis  dan selalu menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membasi distribusi disebut penghalang. Hal ini termasuk penghalang fisik, penghalang iklim dan penghalang biologis.
b.    Metode distribusi
Distribusi hewan sekarang ini merupakan hasil penggabungan dari penghalang yang ada dan kondisi lingkungan di masa lalu.
Pola penyebaran ini terdiri atas tiga pola dasar yaitu :
1.      Pola penyebaran bergerombol
Dalam beberapa kasus, ditemukan pula penyebaran bergerombol seragam dan bergerombol secara acak. Pola berberombol merupakan pola yang umum terjadi.Individu-individu perlu bergerombol karena kondisi lingkungan umumnya berfluktuasi tetapi masih dapat ditoleransi sementara tingkat persaingan di antara sesame individu tidak terlalu ketat.
2.      Pola penyebaran seragam
Pola penyebaran seragam dapat terjadi bila persaingan yang amat ketat di antara individu-individu, sehingga setiap individu berupaya memperoleh pembagian ruang yang sama.
3.      Pola penyebaran acak
Penyebaran acak sangat jarang terjadi di alam.Umumnya hanya terjadi bila kondisi lingkungan sangat seragam.

Dispersal sebenarnya berasal dari istilah ekologi untuk menggambarkan penyebaran organisme dari tempat asalnya. Kebiasaan untuk melakukan dispersal terjadi pada sebagian individu organisme baik tumbuhan, hewan, dan juga pada manusia. Dispersal (sebaran) adalah gerakan individu atau bentuk kecilnya (misalnya spora, biji, telur, kista, larva dan sebagianya) kedalam atau keluar populasi atau daerah populasi. Bentuk dispersal tersebut ada 3 macam, yaitu:
a.       Emigrasi    à gerakan searah keluar
b.      Imigrasi     à gerakan searah kedalam
c.       Migrasi      à gerakan periodik berangkat dan kembali.
Dinamika sebaran dan pola bagian merupakan salah satu bagian ekologi geografik disamping paleoekologik dan pembicaraan tentang bioma.
            Dispersal dapat membantu natalitas dan mortalitas dalam memberikan bentuk dan kerapatan pada populasi. Dalam banyak hal beberapa individu atau hasil reproduksi secara tetap masuk ke dalam atau meninggalkan populasi. Seringkali dispersal yang lambat tersebut pengaruhnya tidak tampak pada keseluruhan populasi (terutama pada populasi ukuran besar), hal tersebut karena emigrasi mengimbangi imigrasi atau tambah dan berkurangnya individu diimbangi oleh natalitas dan mortalitas. Dalam kejadian lain dispersal masal melibatkan perubahan yang cepat dan mempengaruhi populasi.
                                    Dispersal dipengaruhi oleh hambatan (barrier) dan oleh daya gerak yang ada dalam individu atau bentuk kecil individu tersebut yang biasanya dengan istilah vagilitas. Dispersal jarang diukur dalam kajian populasi. Dalam kebanyakan kejadian dua anasir (emigrasi dan imigrasi) dianggap sama.
Fenomena penyebaran berbagai jenis makhluk hidup ini bisa kita lihat, misalnya Pada binatang, kita melihat bagaimana seekor rusa jantan muda tiba-tiba berjalan sendiri keluar dari lintasan perjalanan kelompoknya dan mencari arah baru pengembaraannya. Gejala dispersal pada manusia bisa kita lihat pula pada hijrahnya seseorang dari desa ke kota,

2.3 Persebaran Temporal 7 Spasial Kelangkaan
Individu-individu dalam populasi tidak hanya menyebar dalam ruang tetapi juga dalam waktu. Penyebaran temporal dapat berkaitan dengan perubahan hari dari terang dan gelap. Sementara itu penyebaran temporal hewan lainnya dapat dikarenakan karena perubahan suhu dan kelemban, musim, siklus bulan, atau siklus pasang surut air laut. Penyebaran hewan dapat pula berhubungan dengan periode waktu yang lebih panjang seperti siklus tahunan, tahap-tahap suksesi, atau perubahan evolusi.
Rabinowits et al. (1986) memecah konsep tiga kelangkaan menjadi tiga komponen yang mewakili aspek-aspek yang berbeda dari distribusi dan kelimpahan sejenis mahluk hidup , yaitu kisaran geogravi, kelimpahan populasi local, dan kekhususan habitat. Ada delapan kombinasi yang muncul dari ketiga factor tersebut , dan tujuh diantaranya mempunyai paling sedikit satu atribut kelangkaan. Jenis hewan yang mempunyai banyak atribut kelangkaan umumnya berada pada resiko kepunahan lebih tinggi dari pada hewan dengan satu atau tanpa atribut sama sekali.

1.      SARANA DAN PENGHAMBAT PERSEBARAN
a.     Sarana Persebaran
1.     Udara, dalam hal ini digunakan oleh hewan untuk terbang. Sedangkan hewan menggunakan tekanannya dalam bentuk perpindahan benih dari satu tempat ke tempat yang lain.
2.     Air, kemampuan hewan dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi.  Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
3.     Tanah, sudah jelas. Hewan dan tumbuhan membutuhkan tanah untuk persebaran.
4.     Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan tumbuhan dan hewan. Seperti tikus yang terperangkap di dalam tas seseorang, atau mungkin benih kembang sepatu yang melengket si baju seseorang.
b.    Hambatan Persebaran
1.     Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
2.     Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3.     Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran tumbuhan dan hewan seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
4.     Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat tumbuhan dan hewan dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

2.      WILAYAH PERSEBARAN
a.     Wilayah neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh Greenland. Secara fisik keadaan lingkungan sangat menarik. Greenland hampir seluruhnya tertutup oleh salju, sedang bagian timur Amerika Utara merupakan hutan gugur dan bagian tengah merupakan padang rumput. Di bagian utara terdapat hutan konifer yang sangat luas. Fauna wilayah Neartik dengan Paleartik mempunyai banyak persamaan sehingga oleh Heilprin diperkirakan kedua wilayah itu disebut holarctic. Hewan penghuni wilayah Neartik antara lain kalkun, mocking bird, salamander, bison, caribau dan muscox. Hewan khas daerah ini antara lain Bison, Muskox, Burung Kalkun, Caribau, Kambing Gunung, Tikus Berkantung, Puma, dan hewan yang terdapat diwilayah Paleartik, seperti: Kelinci, Kelelawar, Anjing, Bajing, dan Burung Gagak.
b.    Wilayah neotropik
Wilayah Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan. Keadaan lingkungannya umumnya beriklim tropis, tetapi sebgain arah selatan termasuk beriklim sedang. Di wilayah Neotropik banyak terdapat gunung dan pegunungan. Faunanya beraneka ragam dengan bentuk spesies endemik burung dan mamalia. Di wilayah ini tidak ditemukan orang utan dan siamang, serta sangat sedikit kelelawar. Sedangkan insektivora yang ada berupa trenggiling (Giant anteater) dan go,ongan ungulata (seperti menjangan, babi, antilop, kuda, dan tapir). Khusus tapir berbeda dengan yang ada di Asia. Diperkirakan wilayah Neotropik memiliki 155 famili vertebrata darat.
c.      Wilayah Australia
Meliputi Australia, Selandia Baru, Irian dan pulau-pulau di sekitar daerah Samudera Pasifik. Wilayah Indonesia bagian timur seperti Irian dan Maluku, termasuk juga wilayah Australia. Sebagian besar wilayahnya beriklim tropis dan sebagian kecilnya beriklim sedang. Di wilayah ini tidak ada mamalia berplasenta, ammalia yang spesifik adalah mamalia berkantong misalnya kanguru. Mamalia yang lain adalah trenggiling dan koala, sedang burung yang speifik kasuari, cendrawasih dan kiwi. Hewan lain yang ada adalah kura-kura, buaya, dan katak yang jumlahnya tidak begitu banyak. Mamalia di wilayah ini berasal dari daerah Eurasia yang menyebar ke Australia sewaktu Australia bersatu dengan Asia. Tikus dan kelelawar di kemudian hari menyebar dengan berbagai cara.
d.    Wilayah oriental
Meliputi benua Asia dengan pulau dan kepulauan yang dekat seperti Sumatra, Sulawesi, Ceylon, Kepulauan Formosa dan Filipina. Kondisi fisiknya bervariasi dengan pulau-pulau, sebagian beriklim tropis. Di wilayah ini banyak terdapat hutan hujan tropis yang kaya akan jenis tumbuhan dan aneka hewan sehingga merupakan gudang sumber alam hayati dan sumber plasma nutfah. Wilayah ini kaya akan jenis ikan tawar, sedang amphibi dan reptilia tidak mempunyai kekhususan. Salamandernya sedikti serta burung-burung dan mamalianya mempunyai hubungan spesies dengan fauna yang sama di wilayah Ethiopia. Hewan yang spesifik adalah harimau, gajah, gibo, orang utan, badak bercula satu atau dua, mejangan, antilop dan tapir. Pada jaman Miosin dan Pliosin wilayah oriental menyatu dengan wilayah Ethiopia sehinga hewan dan tumbuhan kedua wilayah ini banyak persamaannya. Samudera dan padang pasir memisahkan keduanya sampai saat ini.
e.       Wilayah paleartik
Wilayah paleartik meliputi daerah Eurasia, Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan lingkungannya bervariasi, memiliki perbedaan suhu yang tinggi, memiliki perbedaan curah hujan dan dilihat dari permukann tanahnya mempunyai diversitas yang tinggi. Hewannya bervariasi, di daerah pegunungan hewannya berkurang, dan reptilnya berhubungan dekat dengan reptilia wlayah Afrika dan Oriental. Tikus air dari famili Desmaniaceae merupakan hewan khas wilayah Paleartik. Hewan lain wilayah Paleartik adalah bison dan  kucing kutub.
f.      Wilayah Ethiopia
Wilayah ethiopia meliputi Afrika sebelah selatan, madagaskar dan Arabia bagian selatan. Keadaan lingkungan hidupnya seragam, bagian utara berupa gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia dan merupakan pembatas efektif wilayah Ethiopia dengan Paleartik. Hewan di wulayah Ethiopia bervariasi, kurang lebbih ada 161 vertebrata darat. Hewan yang khusus adalah jerapah, zebra, antilop dan badak afrika. Hewan-hewannya hampir sama dengan hewan-hewan oriental. Kompisinya sama, misalnya kucing dan anjing serta golongan  primata seperti lemur, babon,  gorila dan simpanse. Jenis ikannya ada yang termasuk primitif seperti ikan paru-paru. Wilayah ethiopia mempunyai hewan yang endemik, artinya hewan yang penyebarannya sampai ke wilayah lain,  dan tidak ada hubungannya dengan wilayah di luar ethiopia. Contoh hewan yang bersifat endemmik adalah ikan, kelas amphibia dan sedikit dari kelas aves. Hewan yang tidak terdapat di wilayah ethiopia adalah menjagan, berang, salamander dan katak pohon.

3.      KEPUNAHAN DAN FAKTOR- FAKTOR KEPUANAHAN
Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok takson dari alam. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kepunahan dapat di bagi menjadi tiga, yaitu :
a)      Punah lokal : pada suatu tempat dan dapat menyebabkan kepunahan global.
b)      Punah global : diseluruh habitat dan geografis punah.
c)      Punah di alam : masih tersedia di kawasan konservasi

Suatu spesies dinamakan punah bila anggota terakhir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk generasi. Suatu spesies juga disebut fungsional punah bila beberapa anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin.
Di dalam ilmu ekologi, istilah kepunahan dipakai untuk kepunahan disuatu studi area. Namun demikian, sepsies ini masih bisa ditemukan di tempat lain. Fenomena ini disebut juga ekstirpasi. Contohnya adalah penempatan serigala dari tempat lain di Taman Nasional Yellowstone, di Idaho, Amerika Serikat, dimana sebelumnya serigala sudah punah ditempat itu.
Faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan spesies, adalah :
1.      Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.

2.      Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Manusia menyebabkan kepunahan massal keenam dalam sejarah Bumi. Selama lebih dari 540 juta tahun, lima kepunahan spesies skala besar terjadi secara alami. Namun tindakan manusia, seperti rusaknya habitat, penangkapan dan perburuan besar-besaran dan, penyebaran virus bisa mengancam kehidupan seluruh spesies Bumi. Gajah misalnya dibunuh para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya, dan perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3.      Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.


4.      Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.





















BAB III PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN
3.1  Simpulan
Dari penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
a.       Faktor pembatas, faktor fisikokimia apa pun yang jika kuantitasnya kurang akan menghambat pertumbuhan organisme untuk tumbuh lebih cepat (hukum minimum Liebig).
b.      Hukum toleransi Shelford, setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawah dan atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungannya
c.       Dispersal dan distribusi ternyata memiliki arti yang sama tetapi dalam penyebarannya antara dispersal dengan distribusi memiliki pola penyebaran yang berbeda.
d.      Penyebaran temporal dapat berkaitan dengan perubahan hari dari terang dan gelap. Sementara itu penyebaran temporal hewan lainnya dapat dikarenakan karena perubahan suhu dan kelemban, musim, siklus bulan, atau siklus pasang surut air laut.
3.2  Saran
Mungkin hanya ini yang penulis bisa sampaikan dalam penulisan makalah ini dan penulis menyadari masih bnyak penulisan dari makalah ini yang masih banyak salah karena penulis menyadari penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu penulis meminta saran guna untuk motivasi dan perbaikan kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar